1) Khulafaur Rasidin ke 1 Abu Bakar bin Abu Quhafah ra dalam sebuah riwayat meninggal karena diracun oleh yahudi bernama Al-Harits bin Kildah satu tahun sebelum kematian.
2) Khulafaur Rasidin ke 2 Umar bin Khattab ra meninggal karena ditusuk oleh Budak berAgama Majusi bernama Abu Lu’luah di waktu Shalat Jamaah Subuh.
3) Khulafaur Rasidin ke 3 Utsman bin Affan ra meninggal dibantai diRumahnya oleh orang Muslim pemberontak yang dipimpin Khurqush bin Zuhair As-Sa’di, Alba bin Haitsam As-Sadusi, Amr bin Al-Hamaq Al-Khuza’i dan Umair bin Dhabi’ akibat hasutan fitnah Yahudi dari Yaman Abdullah bin Saba’.
4) Khulafaur Rasidin ke 4 Ali bin Abi Thalib ra meninggal akibat serangan tikaman pedang tokoh kelompok sesat Islam khawarij menjelang Shalat Subuh berjamaah yang di pimpin Abdurahman bin Muljam, Burak bin Abdillah dan Amr bin Bakr at-Taimi.
5) Khalifah Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra, meninggal karena diRacun sehingga usus di perutnya terpotong dan hancur, namun dalam sejarah tidak terungkap siapa pelakunya dan Hasan ra yang mengetahui siapa pelakunya tidak mau menceritakannya pada saudaranya Husain ra maupun pada siapapun.
6) Khulafaur Rasidin ke 5 Khalifah Kerajaan Bani Ummayah ke 8, Umar bin Abdul Aziz meninggal diracun oleh para pejabat lama dari Kerajaan Bani Ummayah yang marah, mereka memerintahkan seorang budak membayarnya 1.000 Dinar dan kemerdekaan.
7) Rasulullah Muhammad SAW meninggal karena sakit yang disebabkan oleh racun orang yahudi 2 tahun sebelum beliau meninggal dunia.
Rasulullah Muhammad SAW sendiri yang menyampaikan kepada Ummul Mukminin Aisyah tentang penyebab sakitnya, “Wahai Aisyah, aku masih merasakan sakitnya makanan paha kambing yang aku makan di Khaibar. Dan sekarang aku rasakan putusnya urat nadiku karena racun tersebut.” (ar-Rahiq al-Makhtum, h. 465, MS)
Racun yang dimaksud Rasulullah SAW adalah racun pada daging kambing yang dibubuhkan oleh Zainab binti al-Harits, istri salah seorang tokoh Yahudi Sallam bin Misykam.
Zainab binti al-Harits berkata pada Rasulullah “Kalau kamu Nabi, maka kamu pasti tidak akan mati seketika akibat racun itu, tetapi kalau kamu raja maka saya telah membuat istirahat masyarakat (dengan kematianmu),”
begitu jawaban wanita yahudi itu ketika ditanya Rasulullah mengapa ia meracuni Rasul setelah melihat dua sahabat yang meninggal seketika setelah makan bersama.
(Sulwah al-Katsib, Ibn Nashiruddin ad-Dimasyqi, h. 11, MS)
Peristiwa tersebut terjadi di Khaibar setelah muslimin berhasil menaklukkan kota terakhir Yahudi di Jazirah Arab tersebut tahun 7 H.
Rasulullah Muhammad SAW sendiri yang menyampaikan kepada Ummul Mukminin Aisyah tentang penyebab sakitnya, “Wahai Aisyah, aku masih merasakan sakitnya makanan paha kambing yang aku makan di Khaibar. Dan sekarang aku rasakan putusnya urat nadiku karena racun tersebut.” (ar-Rahiq al-Makhtum, h. 465, MS)
Racun yang dimaksud Rasulullah SAW adalah racun pada daging kambing yang dibubuhkan oleh Zainab binti al-Harits, istri salah seorang tokoh Yahudi Sallam bin Misykam.
Zainab binti al-Harits berkata pada Rasulullah “Kalau kamu Nabi, maka kamu pasti tidak akan mati seketika akibat racun itu, tetapi kalau kamu raja maka saya telah membuat istirahat masyarakat (dengan kematianmu),”
begitu jawaban wanita yahudi itu ketika ditanya Rasulullah mengapa ia meracuni Rasul setelah melihat dua sahabat yang meninggal seketika setelah makan bersama.
(Sulwah al-Katsib, Ibn Nashiruddin ad-Dimasyqi, h. 11, MS)
Peristiwa tersebut terjadi di Khaibar setelah muslimin berhasil menaklukkan kota terakhir Yahudi di Jazirah Arab tersebut tahun 7 H.
Pesan sejarah sangat kuat bagi para pemimpin yang adil. Memang kematian tidak boleh diharapkan, ia akan datang pada saatnya tiba. Kematian adalah rahasia Allah. Tetapi para pemimpin adil dalam sejarah Islam, mati dengan semua cara tragis di atas. Bahkan pimpinan mereka semua, Rasulullah Muhammad sang pemimpin agung pun mati dengan cara yang juga mirip.
Pantas! Jika pemimpin adil dijanjikan Allah perlindungan di akhirat dan Surga. Karena pemimpin adil artinya berhadapan dengan semua bentuk kedzaliman dan kejahatan yang bisa jadi telah dilakukan secara kolektif bahkan sistemik. Tentu nyawa bisa dipertaruhkan untuk mendobrak kedzaliman yang sedemikian besarnya.
Bagi para pemimpin yang mau menegakkan keadilan, tidak usah memilih cara matinya. Tetapi persiapkan diri sebaik mungkin untuk menghadapi kematian mulia itu. Walau terlihat tragis.
dan sampai saat ini Sedang dicari, pemimpin yang berani mati dalam menegakkan keadilan!
No comments:
Post a Comment