-
Utsman menyediakan makanan bagi kaum muslimin seperti makanan raja-raja.
Padahal, ia sendiri hanya makan dengan minyak zaitun dan cuka, ujarnya.
Demikian pula, Abdullah bin Syaddat, mengisahkan : Saya lihat Utsman
berkhutbah hari Jumat dengan memakain pakaian yang harganya empat atau
lima dirham saja. Padahal, ia adalah seorang Amirul Mukminin, ucapnya.
Demikianlah, peringai seorang hamba Allah, yang berserah diri kepada
Allah. Nafsu makannya ditekan dengan jalan puasa, dihinakannya kemegahan
jahiliyah dalam jiwanya, dan dicukupkannhya hanya dengan kemuliaan
Islam, hingga dirinya pun menjadi mulia.
Pada suatu hari, ia
marah terhadap pelayannya, ditariknya telinga pelayan itu sampai
kesakitan. Ketika marahnya reda, ia menjadi gelisah karena perbuatannya
itu. Sampai mengganggu tidurnya. Lalu, dipanggilnya pelayan itu, dan
disuruhnya melakukan qishas terhadap dirinya dengan cara menarik
telinganya. Tetapi, pelayan itu berpaling, dan tidak bersedia
melakukannya. Utsman dengan gigih memaksanya. Kemudian, pelayan itu,
akhirnya mau menarik telinga Utsman. Keraskanlah tarikannya, hai Gulam?,
perintah Utsman. Karena, qishas di dunia ini lebih ringan, dibandingkan
qishas di akhirat nanti, tambahnya.
Demikian, keadaan hamba
Allah yang tak dirinya tak terpisahkan dari Khaliqnya. Kita temui ia
pada peristiwa ini, dan sebagaimana kita jumpai dalam peristiwa lainnya.
Sekrang marilah masuk ke dalam masjid Madinah untuk menemui seorang
laki-laki mulia dan berwibawa. Anehnya, ia tidur diatas batu kerikil
dilantai masjid, sementara jubahnya dijadikan bantal. Tatkala ia
terbangun dari tidurnya, terlihat bekas-bekas kerikil itu dipinggangnya
Siapakah laki-laki itu?
Ternyata ia adalah seorang hamba ahli ibadah, dan zuhud yang telah
menyerahkan dirinya yang telah menyerahkan dirinya kepada Allah Azza Wa
Jalla. Dia tiada lain adalah Utsman bin Affan, seorang milyader, yang
kaya raya, dan harta berlimpah sedekahnya juga melimpah sehingga ia
ringan kehidupannya dalam jaminan Allah SWT, dan dunia tidak bisa masuk
kehatinya melainkan dunia menjadi budak dirinya, dunia menghiba kepada
ahli Syurga, keyakinan dan kekuatan Iman dan Islam, baik sebelulm maupun
sesudah masuk ke dalam Islam.
Abdullah bin Umar mengenai
dirinya (Utsman), yakni perkataan yang diucapkannya setelah membaca
surah Az-Zumar. Apakah kalian yang lebih beruntung hai orang-orang
musyrik? Ataukah orang yang beribadah di tengan malam dengan sujud dan
berdiri, disebabkan karena takuktnya kepada (siksa) akhirat, dan
harapannya akan rahmat Rabbnya..
Utsman Bin Affan salah seorang
pemimpin Khulafaur Rasyidin, ditangannya Syariat Islam tegak dalam
diri, keluarga dan wliayah kekuasaannya yang luas menaungi umat-umat
Islam dan umat lain, dengan Al Quran dan As Sunnah ia pimpin semuanya
sehingga Islam begitu mulia tercatat dalam tinta emas sejarah.
Mengenai Khalafaur Rasyidin, empat khalifah pertama, ada hadist yang
disebut wasiat perpisahan, semoga menjadi cerminan jauhnya para pemimpin
didunia ini dalam jalan Islam.
Suatu hari Rasulullah SAW
pernah shalat bersama kami kemudian beliau menghadap pd kami dan
mberikan nasehat pd kami yg mjadikan air mata berlinang dan hati takut,
maka seorang brkata: Wahai Rasulullah nasehat ini seakan2 nasehat dr
orang yg akan berpisah, maka berikanlah kami wasiat.
Maka
Rasulullah SAW bersabda: Aku wasiatkan kpd kalian supaya tetap BERTAQWA
kpd Allah, tetaplah mendengar dan taat, walaupun yg memerintah kalian
adalah seorang budak dr Habasyah. Sungguh, orang yg masih hidup di
antara kalian setelahku maka ia akan melihat perselisihan yg banyak,
maka wajib atas kalian berpegang teguh kpd Sunnahku dan Sunnah Khulafaur
Rasyidin (Sistem Khilafah/Syariat) yang mendapat petunjuk Peganglah
erat2 dan GIGIT-lah dgn gigi geraham kalian. ( HR. Ahmad (IV/126-127),
Abu Dawud (no. 4607), at-Tirmidzi (no. 2676), ad-Darimy (I/44-45),
al-Baghawy dalam Syarhus Sunnah (I/ 205), al-Hakim (I/95-96),
dishahihkan Imam adz-Dzahabi )
No comments:
Post a Comment