Saturday 2 March 2013

Keluhan Kita dan Jawaban Allah

Saat ini, kita banyak menjumpai acara-acara motivasi, baik itu berbentuk talkshow televisi, seminar ataupun berbentuktulisan seperti buku-buku motivasi yang dikarang oleh para motivator ulung, baik dari dalam maupun luar negeri. Dari banyak acara dan buku-buku tersebut, bisa kita peroleh dengan gratis seperti talk show Bapak Mario Teguh di televesi atau dengan tiket masuk seminar yang harus ditebus dengan harga jutaan rupiah. Tujuannya hanya satu: agar kita termotivasi dalam hidup sehingga kita dapat mencapai level kebahagiaan yang kita dambakan.
Para motivator tersebut bisa jadi mendapatkan kemampuan dan pengetahuan dari berbagai sumber. Mereka bisa memperolehnya dari pengalaman pribadi, anugerah kemampuan berbicara yang mempesona, atau bisa juga karena mempelajarinya dengan intensif. Akan tetapi, kita kadang kala melupakan, bahwa sumber motivasi yang terbesar yang bisa kita dapatkan adalah berasal dari Sesuatu yang sangat dekat dengankita, sesuatu yang “Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya. (Surat Qaf, 16).Ya, kita sering melupakan, bahwa sumber motivasi terbesar, justru berasal dari Tuhan yang telah memberikan jauh lebih banyak dari sejuta motivator ulung dijadikan satu.

Mungkin anda bertanya “apakah benar?”. Oleh karena itu, penulis bermaksud untuk mengulas sedikit hal yang penulis ketahui mengenainya. Dalam tulisan ini, kita akan bersama-sama mengulas tentang berbagai macam permasalahan yang kita sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari yaitu rasa pesimis, rasa lelah, rasa ketidakmampuan diri, frustrasi atau stress, putus asa karena melakukan hal yang (kita pikir) tak berguna, serta perasaan sendiri.

Hal pertama yang akan kita bahas dalam artikel sederhana ini adalah rasa pesimis. Tak bisa dipungkiri, pasti dalam kehidupan kita, kita pernah dihinggapi rasa pesimis dalam berbagai keadaan dan tingkatan. Mungkin diantara kita pernah terbersit dalam hati atau mengucapkan kalimat-kalimat seperti “Ah, tak mungkin.” Atau “Hal ini tak mungkin terjadi” atau bisa juga “saya tak akan mungkin menjadi seperti itu”. Penulis pernah membaca sebuah pernyataan menarik tentah pesimis. Pernyataan tersebut adalahpesimis adalah kufur kecil. Loh? Kenapa kok pesmisi adalah kufur kecil? Mari kita renungi bersama.

Kata pesimisme berasal dari bahasa Latin pessimus yang artinya terburuk. Penganut paham ini akan melihat bahwa hidup selalu berisi kejahatan , walaupun sebagian dari mereka bersikap pesimis hanya di saat-saat tertentu. Ciri- ciri pesimis yang paling adalah mudahnya kita berputus asa dan merasa bahwa suatu hal yang kita dambakan tak munngkin akan terwujub. “Nah, Lalu apa hubungannya dengan pernyataan pesimis adalah kufur kecil?”. Dengan berpandangan bahwa sesuatu tak mungkin kita capai, berarti kita menafikan segala kemungkinan yang dapat membuat keinginan itu menjadi kenyataan. Kita percaya bahwa, hal tersebut tak mungkin tercapai karena alasan apapun. Walau Tuhan sekalipun. Jelaslah, kenapa pesimis diartikan sebagai kufur kecil karena secara tidak langsung kita menafikan keberadaan Allah yang tentu saja, sangat memiliki kemampuan untuk merubah segala hal.

Untuk permasalahan ini, bagi kita yang merasa pesimis akan sesuatu hal, Allah menjawabnya dengan sangat ringkas, padat, dan jelas “ Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia. KehendakNya pada sesuatu, akan terjadi tanpa jarak rentang waktu maupun ruang.” (Yasin 82)Ketika rasa pesimis menyelimuti hati, maka ingatlah jawaban Allah tersebut. Dan bukankah dalam lain kesempatan Allah juga mengatakan bahwa “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ” QS 13:11. Dalam ayat tersebut, bukan hanya dianjurkan kewajiban kita untuk berusaha, tapi juga agar kita selalu percaya, bahwa Allah MAMPU merubah segala sesuatu. Bahwa Allah dapat mewujudkan sesuatu yang tak mungkin. Bahwa Allah bisa mengeluarkan sapi hitam dari sapi putih, juga mengeluarkan sapi putih juga sapi hitam. Oleh karena itu saudaraku, Ingatlah Allah ketika kita dihinggapi rasa pesimis.

Hal kedua adalah rasa lelah yang datang ketika kita mengerjakan sesuatu. Saya yakin bahwa kita pernah merasakan perasaan ini ketika kita dihadapi oleh keadaan yang menguras fisik maupun mental. Bagi para suami mungkin mereka merasa lelah ketika mereka pulang kerumah setelah seharian bekerja, atau bagi para ibu yang mungkin lelah dengan pekerjaan rumah mereka serta anak yang merengek tiada henti, atau juga pelajar yang merasa lelah karena belajar hingga larut malam ketika menghadapi ujian. Tak bisa dipungkiri, rasa lelah pasti datang karena manusia memiliki keterbatasan-keterbatasan.

Lalu, apa yang harus kita lakukan ketika kita merasa lelah? Allah menjawab dengan penuh kasih sayang “Aku ciptakan tidurmu untuk istirahatmu”. (An-Naba’: 9). Ya, Allah begitu bermurah hati kepada kita, Ia menciptakan malam dan siang sehingga kita bisa bekerja di siang hari dan malam untuk beristirahat. Tapi, apakah hanya sebatas itu? Tentu saja penafsiran ayat tersebut tak bisa hanya dibatasi pada makna literalnya saja. Ayat tersebut bisa dimaknai dalam berbagai konteks“Maka sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan.” (Al-Insyiraah: 5). Setelah malam pasti berganti siang, dan setelah kesusahan pasti akan berganti kesenangan. Saat kita lelah, capai karena berbagai macam kegiatan, maka ingatlah, bahwa itu adalah sunnatullah. Dan Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang menganugerahkan kita waktu-waktu tertentu untuk beristirahat, dan Allah pasti mendatangkan kesenangan setelah kesusahan dan kesedihan yang melanda. Jadi, Cheer up brothers and siters.

Permaslahan ketiga yang sering kita hadapai dalam kehidupan sehari-hari adalah perasaan ketidakmampuan untuk melewati segala macam masalah. Setiap oran pasti memiliki permasalahan walaupun dalam intensitas dan level yang pastinya berbeda-beda. Petani mungkin memiliki masalah ketika mereka gagal panen, sementara di lain sisi pelajar mendapatkan masalah ketika akan menghadapi ujian akhir. Bisa juga sisi berbeda suami mendapatkan masalah ketika ia terkena kebijakan pemutusan kerja atau anak kecil memiliki masalah ketika mainan yang dimilikinya rusak. Ya, permasalah tak akan pernah lepas dari kehidupan kita.

Ketika masalah-masalah itu datang, orang-orang berbeda menghadapinya. Ada yang maju tak gentar lalu mencoba untuk menyelesaikannya, ada yang menyerah dengan keadaannya, atau menghindari permasalahan tersebut. “lalu. Ketika saya mendapatkan masalah, apa yang harus saya lakukan?” mungkin adalah pertanyaan lumrah. Tak usahlah kita pusing-pusing pergi ke psikiater atau psikolog, karena Allah telah menjawab dalam “Allah tidak membebankan sesuatu pada seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya”. (al-baqarah: 286)

Permasalahan ada bukan tanpa sebab, dan permasalahan ada karena pasti ada jalan keluarnya. Itulah janji Allah pada kita, dan memang pada kenyataannya begitu. Hanya mungin kadang kita tak memiliki keberanian yang cukup untuk melwati masalah-masalah yang kita hadapi. “Sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai, maka tegaklah.” (al-insyiraah 6-7) masalah adalah kesulitan, dan hasil yang kita dapat setelah menyelesaikan masalah adalah kemudahan.

Kita tak akan bisa berleha-leha membaca buku pada malam hari jika Thomas Alfa Edison menyerah ketika ia mendapatkan masalah karena lampu pijar yang ia ciptakan tak kunjung berfungsi. Kita juga mungkin harus menempuh jarak 100 KM dengan beberapa hari jika Ferdinand Verbiest menyerah ketika ia membuat konsep mesin uap yang akhirnya dippulerkan oleh Nicolas-Joseph Cugnot lalu di modifikasi oleh Karl Benz untuk membuat mobil bermesin bensin. Ya, semua permasalahan pasti ada akhirnya, setiap kesulitan menyembunyikan kemudahan jika kita berhasil melaluinya, seperti setelah malam maka siang akan muncul. Karena “Allah tidak membebankan sesuatu pada seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya”. (al-baqarah: 286)


sumber : http://www.kaskus.co.id/post/50fd3eb4197608a06e000006#post50fd3eb4197608a06e000006

No comments:

Post a Comment