Saat ini, kita banyak menjumpai acara-acara motivasi, baik itu berbentuk
talkshow televisi, seminar ataupun berbentuktulisan seperti buku-buku
motivasi yang dikarang oleh para motivator ulung, baik dari dalam maupun
luar negeri. Dari banyak acara dan buku-buku tersebut, bisa kita
peroleh dengan gratis seperti talk show Bapak Mario Teguh di televesi
atau dengan tiket masuk seminar yang harus ditebus dengan harga jutaan
rupiah. Tujuannya hanya satu: agar kita termotivasi dalam hidup sehingga
kita dapat mencapai level kebahagiaan yang kita dambakan.
Para motivator tersebut bisa jadi mendapatkan kemampuan dan pengetahuan
dari berbagai sumber. Mereka bisa memperolehnya dari pengalaman pribadi,
anugerah kemampuan berbicara yang mempesona, atau bisa juga karena
mempelajarinya dengan intensif. Akan tetapi, kita kadang kala melupakan,
bahwa sumber motivasi yang terbesar yang bisa kita dapatkan adalah
berasal dari Sesuatu yang sangat dekat dengankita, sesuatu yang “Dan
sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang
dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat
lehernya. (Surat Qaf, 16).Ya, kita sering melupakan, bahwa sumber
motivasi terbesar, justru berasal dari Tuhan yang telah memberikan jauh
lebih banyak dari sejuta motivator ulung dijadikan satu.
Mungkin anda bertanya “apakah benar?”. Oleh karena itu, penulis
bermaksud untuk mengulas sedikit hal yang penulis ketahui mengenainya.
Dalam tulisan ini, kita akan bersama-sama mengulas tentang berbagai
macam permasalahan yang kita sering kita jumpai dalam kehidupan
sehari-hari yaitu rasa pesimis, rasa lelah, rasa ketidakmampuan diri,
frustrasi atau stress, putus asa karena melakukan hal yang (kita pikir)
tak berguna, serta perasaan sendiri.
Hal pertama yang akan kita bahas dalam artikel sederhana ini adalah rasa
pesimis. Tak bisa dipungkiri, pasti dalam kehidupan kita, kita pernah
dihinggapi rasa pesimis dalam berbagai keadaan dan tingkatan. Mungkin
diantara kita pernah terbersit dalam hati atau mengucapkan
kalimat-kalimat seperti “Ah, tak mungkin.” Atau “Hal ini tak mungkin
terjadi” atau bisa juga “saya tak akan mungkin menjadi seperti itu”.
Penulis pernah membaca sebuah pernyataan menarik tentah pesimis.
Pernyataan tersebut adalahpesimis adalah kufur kecil. Loh? Kenapa kok
pesmisi adalah kufur kecil? Mari kita renungi bersama.
Kata pesimisme berasal dari bahasa Latin pessimus yang artinya terburuk.
Penganut paham ini akan melihat bahwa hidup selalu berisi kejahatan ,
walaupun sebagian dari mereka bersikap pesimis hanya di saat-saat
tertentu. Ciri- ciri pesimis yang paling adalah mudahnya kita berputus
asa dan merasa bahwa suatu hal yang kita dambakan tak munngkin akan
terwujub. “Nah, Lalu apa hubungannya dengan pernyataan pesimis adalah
kufur kecil?”. Dengan berpandangan bahwa sesuatu tak mungkin kita capai,
berarti kita menafikan segala kemungkinan yang dapat membuat keinginan
itu menjadi kenyataan. Kita percaya bahwa, hal tersebut tak mungkin
tercapai karena alasan apapun. Walau Tuhan sekalipun. Jelaslah, kenapa
pesimis diartikan sebagai kufur kecil karena secara tidak langsung kita
menafikan keberadaan Allah yang tentu saja, sangat memiliki kemampuan
untuk merubah segala hal.
Untuk permasalahan ini, bagi kita yang merasa pesimis akan sesuatu hal,
Allah menjawabnya dengan sangat ringkas, padat, dan jelas “ Sesungguhnya
perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata
kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia. KehendakNya pada sesuatu, akan
terjadi tanpa jarak rentang waktu maupun ruang.” (Yasin 82)Ketika rasa
pesimis menyelimuti hati, maka ingatlah jawaban Allah tersebut. Dan
bukankah dalam lain kesempatan Allah juga mengatakan bahwa “Sesungguhnya
Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri
yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ” QS 13:11. Dalam ayat
tersebut, bukan hanya dianjurkan kewajiban kita untuk berusaha, tapi
juga agar kita selalu percaya, bahwa Allah MAMPU merubah segala sesuatu.
Bahwa Allah dapat mewujudkan sesuatu yang tak mungkin. Bahwa Allah bisa
mengeluarkan sapi hitam dari sapi putih, juga mengeluarkan sapi putih
juga sapi hitam. Oleh karena itu saudaraku, Ingatlah Allah ketika kita
dihinggapi rasa pesimis.
Hal kedua adalah rasa lelah yang datang ketika kita mengerjakan sesuatu.
Saya yakin bahwa kita pernah merasakan perasaan ini ketika kita
dihadapi oleh keadaan yang menguras fisik maupun mental. Bagi para suami
mungkin mereka merasa lelah ketika mereka pulang kerumah setelah
seharian bekerja, atau bagi para ibu yang mungkin lelah dengan pekerjaan
rumah mereka serta anak yang merengek tiada henti, atau juga pelajar
yang merasa lelah karena belajar hingga larut malam ketika menghadapi
ujian. Tak bisa dipungkiri, rasa lelah pasti datang karena manusia
memiliki keterbatasan-keterbatasan.
Lalu, apa yang harus kita lakukan ketika kita merasa lelah? Allah
menjawab dengan penuh kasih sayang “Aku ciptakan tidurmu untuk
istirahatmu”. (An-Naba’: 9). Ya, Allah begitu bermurah hati kepada kita,
Ia menciptakan malam dan siang sehingga kita bisa bekerja di siang hari
dan malam untuk beristirahat. Tapi, apakah hanya sebatas itu? Tentu
saja penafsiran ayat tersebut tak bisa hanya dibatasi pada makna
literalnya saja. Ayat tersebut bisa dimaknai dalam berbagai konteks“Maka
sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan.” (Al-Insyiraah: 5).
Setelah malam pasti berganti siang, dan setelah kesusahan pasti akan
berganti kesenangan. Saat kita lelah, capai karena berbagai macam
kegiatan, maka ingatlah, bahwa itu adalah sunnatullah. Dan Allah yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang menganugerahkan kita waktu-waktu
tertentu untuk beristirahat, dan Allah pasti mendatangkan kesenangan
setelah kesusahan dan kesedihan yang melanda. Jadi, Cheer up brothers
and siters.
Permaslahan ketiga yang sering kita hadapai dalam kehidupan sehari-hari
adalah perasaan ketidakmampuan untuk melewati segala macam masalah.
Setiap oran pasti memiliki permasalahan walaupun dalam intensitas dan
level yang pastinya berbeda-beda. Petani mungkin memiliki masalah ketika
mereka gagal panen, sementara di lain sisi pelajar mendapatkan masalah
ketika akan menghadapi ujian akhir. Bisa juga sisi berbeda suami
mendapatkan masalah ketika ia terkena kebijakan pemutusan kerja atau
anak kecil memiliki masalah ketika mainan yang dimilikinya rusak. Ya,
permasalah tak akan pernah lepas dari kehidupan kita.
Ketika masalah-masalah itu datang, orang-orang berbeda menghadapinya.
Ada yang maju tak gentar lalu mencoba untuk menyelesaikannya, ada yang
menyerah dengan keadaannya, atau menghindari permasalahan tersebut.
“lalu. Ketika saya mendapatkan masalah, apa yang harus saya lakukan?”
mungkin adalah pertanyaan lumrah. Tak usahlah kita pusing-pusing pergi
ke psikiater atau psikolog, karena Allah telah menjawab dalam “Allah
tidak membebankan sesuatu pada seseorang melainkan sesuai dengan
kemampuannya”. (al-baqarah: 286)
Permasalahan ada bukan tanpa sebab, dan permasalahan ada karena pasti
ada jalan keluarnya. Itulah janji Allah pada kita, dan memang pada
kenyataannya begitu. Hanya mungin kadang kita tak memiliki keberanian
yang cukup untuk melwati masalah-masalah yang kita hadapi. “Sesungguhnya
beserta kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai,
maka tegaklah.” (al-insyiraah 6-7) masalah adalah kesulitan, dan hasil
yang kita dapat setelah menyelesaikan masalah adalah kemudahan.
Kita tak akan bisa berleha-leha membaca buku pada malam hari jika Thomas
Alfa Edison menyerah ketika ia mendapatkan masalah karena lampu pijar
yang ia ciptakan tak kunjung berfungsi. Kita juga mungkin harus menempuh
jarak 100 KM dengan beberapa hari jika Ferdinand Verbiest menyerah
ketika ia membuat konsep mesin uap yang akhirnya dippulerkan oleh
Nicolas-Joseph Cugnot lalu di modifikasi oleh Karl Benz untuk membuat
mobil bermesin bensin. Ya, semua permasalahan pasti ada akhirnya, setiap
kesulitan menyembunyikan kemudahan jika kita berhasil melaluinya,
seperti setelah malam maka siang akan muncul. Karena “Allah tidak
membebankan sesuatu pada seseorang melainkan sesuai dengan
kemampuannya”. (al-baqarah: 286)
sumber : http://www.kaskus.co.id/post/50fd3eb4197608a06e000006#post50fd3eb4197608a06e000006
No comments:
Post a Comment